Tradisi Pernikahan dan Resepsi Penganten Masyarakat Bawean 

    Tradisi Pernikahan dan Resepsi Penganten Masyarakat Bawean 

    BAWEAN JAWA TIMUR - Tradisi pernikahan dan perayaan penganten masyarakat Bawean dengan adat budaya pelaksanaanya yang dimulai sejak awal sebelum hari 'H' yang dinamakan Melek-melek, dimana semua keluarga family kerabat dan tetangga berkumpul saling bercengkrama serta kegiatan lainnya, persiapan perayaan dan pernikahan, Dusun Beringinan Desa Sungai Teluk Kecamatan Sangkapura Bawean.

    Perayaan pernikahan penganten atas nama Zainol Akbar putra dari Sueb dan Halifa, mempelai perempuan Lia Frida Tasya putri dari Muhammad Hasan dan Nuraini, pernikahan yang dilaksanakan dirumah mempelai perempuan yang dipimpin sekali Gus pengulu selaku wali pihak perempuan yaitu Kyai Salahuddin dari Pancor Kecamatan Sangkapura dan pembaca doa oleh Habib Hasyim Al-Habsyi, Sabtu (11/11/2023).

    Perayaan penganten yang cukup meriah saat resepsi dimulai saat nabur pesse (hambur duit) diiringi nyanyian tetabuhan Samra, sontak teriakan anak-anak dan emak-emak merebut duit Ringgit dan Rupiah yang dihamburkan oleh tuan rumah serta famili yang datang dari Malaysia saat penganten duduk di pelaminan.

    Misdi Tokoh masyarakat setempat mengatakan pelaksanaan pernikahan dan perayaan resepsi dilaksanakan di kediaman mempelai perempuan.

    "Pelaksanaan pernikahan selaku penghulu yaitu Kyai Salahuddin Pancor, sedangkan pembaca do'a adalah Habib Hasyim Al-Habsyi, " ujar Misdi kepada awak media.

    Lebih lanjut Misdi mengatakan saat dikonfirmasi tradisi pencak silat tidak ada ditampilkan dikarenakan saat ini sudah mengikuti trend.

    " Iya pencak tidak ada ditampilkan, maklum saat ini sudah banyak pakai orkes, kalau pencak itu masih ada yang memakai perayaan penganten biasanya orang ghunong-ghunong2 (pelosok) tapi disini sangat jarang ada pencaknya" kata Misdi.

    Selanjutnya Misdi mengatakan saat ditanya budaya pencak silat yang sudah jarang dipakai saat resepsi perayaan pengatenan ataupun acara lainnya.

    "Sebetulnya pencak silat itu masih lestari di Bawean dan masih banyak ditampilkan karena itu memang tradisi adat budaya masyarakat Bawean yang wajib kita pertahankan, sayapun sangat berharap banyak agar generasi muda terus mempelajari pancak silat sebagai adat budaya masyarakat Bawean yang kita cintai" tegasnya.

    Badriyah juga membariakan tanggapanya terkait pernikan perayaan resepsi penganten tersebut bahwa dirinya sengaja pulang kampung dari Malaysia untuk menyaksikan pernikahan ponakannya.

    "Iya saya memang dari Malaysia sengaja pulang kampung halaman bersama anak dan keluarga famili lainnya untuk menyaksikan pernikahan resepsi ponakan anak dari adik saya, Alhamdulillah berlangsung lancar dan meriah semoga Allah SWT memberikan keberkahan ponakan saya, mohon doanya semuanya semoga mereka menjadi keluarga mawadah warahmah" ujar Badriyah. (*).

    Helmi M. Fadhil

    Helmi M. Fadhil

    Artikel Sebelumnya

    Peringatan Hari Koperasi di Beltim, Nadi:...

    Artikel Berikutnya

    Jacob Ereste : Puasa Sebagai Laku Spiritual...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    TV Parlemen Live Streaming
    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    IPW: Kemanusiaan Kapolri Sangat Kuat Loloskan Casis Bintara Korban Begal
    Kompolnas Puji Kapolri, Harap Casis Bintara Korban Begal Jadi Polisi Humanis
    Begini Kerja Satgas Walrolakir Amankan Kepala Negara hingga Delegasi WWF ke-10 di Bali

    Ikuti Kami